Seorang guru dalam melaksanakan tugas pokoknya selalu menggunakan seperangkat kegiatan dengan media/alat peraga yang terpilih mampu membantu mempermudah pembelajaran. Akan tetapi yang lebih sering terjadi adalah media yang dibuat dan dipergunakan tersebut tidak didokumentasi apalagi dibuatlah laporan pembuatan alat peraga yang disahkan pejabat terkait.
Alat peraga tersebut hanya menumpuk di atas almari kelas yang kemudian terbuang karena dianggap mengotori kelas. Padahal seandainya terawat dalam sebuah almari khusus dan dibuatkan laporan pembuatan dengan benar...alat peraga tersebut amat bernilai bagi seorang guru.
Apalagi seorang guru yang mampu membuat karya inovasi, karya tersebut mampu memberi nilai plus bagi guru tersebut.
Begitu banyak power point yang dibuat untuk membantu peserta didik dalam memahami materi pembelajaran, namun toh hanya berhenti pada pembuatan dan pemanfaatan saja, tidak sampai pada pengesahan pejabat terkait yang akhirnya tak ada nilai plusnya bagi sang guru.
Banyak hal yang menyebabkan guru tidak memikirkan untuk mengesahkan media yang dibuat, antara lain kesibukan yang teramat. Betapa tidak, seorang guru yang harus mengajar, membuat seperangkat persiapan pembelajaran, mengadakan remidi, mempersiapkan lomba-lomba, mempersiapkan sukses UN, melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler, ditambah menjadi operator SD, menjadi petugas inventaris SD, dan menjadi bendahara BOS.
Jangan dibayangkan, akan tetapi cobalah laksanakan sehingga tanpa kata pun dapat pemahaman langsung betapa REPOTnya.
Al hasil, ketika ditunjuk mengikuti lomba guru prestasi..dalam waktu 5 hari...????!!!!!!!!????
Manalah mungkin dalam waktu 5 hari mampu mengais seluruh alat peraga yang tak terdokumentasi dan belum dilegalitas pejabat terkait sampai Dindikbud.
Tanpa media tersebut, seorang guru tak mempunyai nilai tambahan....tak punya...mohon maaf..hari sepanjang tahun mengapa hanya 5 hari yang teringat ?????!!!!!
Oleh : Mustinah, S.Pd.SD
Alat peraga tersebut hanya menumpuk di atas almari kelas yang kemudian terbuang karena dianggap mengotori kelas. Padahal seandainya terawat dalam sebuah almari khusus dan dibuatkan laporan pembuatan dengan benar...alat peraga tersebut amat bernilai bagi seorang guru.
Apalagi seorang guru yang mampu membuat karya inovasi, karya tersebut mampu memberi nilai plus bagi guru tersebut.
Begitu banyak power point yang dibuat untuk membantu peserta didik dalam memahami materi pembelajaran, namun toh hanya berhenti pada pembuatan dan pemanfaatan saja, tidak sampai pada pengesahan pejabat terkait yang akhirnya tak ada nilai plusnya bagi sang guru.
Banyak hal yang menyebabkan guru tidak memikirkan untuk mengesahkan media yang dibuat, antara lain kesibukan yang teramat. Betapa tidak, seorang guru yang harus mengajar, membuat seperangkat persiapan pembelajaran, mengadakan remidi, mempersiapkan lomba-lomba, mempersiapkan sukses UN, melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler, ditambah menjadi operator SD, menjadi petugas inventaris SD, dan menjadi bendahara BOS.
Jangan dibayangkan, akan tetapi cobalah laksanakan sehingga tanpa kata pun dapat pemahaman langsung betapa REPOTnya.
Al hasil, ketika ditunjuk mengikuti lomba guru prestasi..dalam waktu 5 hari...????!!!!!!!!????
Manalah mungkin dalam waktu 5 hari mampu mengais seluruh alat peraga yang tak terdokumentasi dan belum dilegalitas pejabat terkait sampai Dindikbud.
Tanpa media tersebut, seorang guru tak mempunyai nilai tambahan....tak punya...mohon maaf..hari sepanjang tahun mengapa hanya 5 hari yang teringat ?????!!!!!
Oleh : Mustinah, S.Pd.SD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar