"Setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan DIMINTAI PERTANGGUNGJAWABAN terhadap apa yang dipimpin. Seorang suami adalah pemimpin bagi anggota keluarganya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang telah dipimpinnya atas mereka." (HR. Muslim);;********;;Firman Alah SWT: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa ang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS. At Tahrim 66:6);;;********;;Seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain, dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya, dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihat (kepadanya), kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna.(An-Najm: 36-41).****“Sebaik-baik kamu adalah yang terbaik terhadap keluarganya dan aku adalah yang terbaik daripada kamu terhadap keluargaku”. (Riwayat At-Tirmizi)***“Mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang paling baik akhlaknya. Orang yang paling baik diantara kamu adalah orang yang paling baik melayani isterinya”. (Riwayat At-Tirmizi)
"HARI KESAKTIAN PANCASILA 1 OKTOBER 2013

Jumat, 24 Mei 2013

Contextual Teaching and Learning (CTL)

Uji Amilum
      Peningkatan kualitas pendidikan di sekolah ditempuh dengan berbagai cara, antara lain peningkatan bekal awal siswa baru, peningkatan kompetensi guu, peningkatan isi kurikulum, peningkatan kualitas pembelajaran dan penilaian hasil belajar siswa, penyediaan bahan ajar yang memadai, dan penyediaan sarana belajar. Dari semua cara tersebut peningkatan kualitas pembelajaran melalui peningkatan kualitas pendidik menduduki posisi yang strategis. Salah satu pendukung pendukung peningkatan kualitas pembelajaran adalah kemampuan pendidik dalam memilih pendekatan pembelajaran yang tepat, mendukung pencapaian tujuan pembelajaran.
Penguraian warna cahaya
      Pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu yang meliputi sifat lingkup dan urutan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman belajar siswa. Pendekatan kontekstual merupakan   konsep belajar yang membantu   guru dalam mengkaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa  dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapnnya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan anggota masyarakat.  Dalam proses pembelajaran, tugas guru mengelola   kelas sebagai tim yang bekerja   bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi siswa. Pengetahuan dan keterampilan diperoleh dari hasil kerja mandiri siswa berdasarkan konsep yang dimiliki yang dikaitkan dengan kondisi lingkungan  tempat tinggalnya. Peran siswa mengkonstruksi informasi-informasi yang diperoleh untuk diformulasikan menjadi pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.
         Pendekatan konteks/Contextual Teaching and Learning (CTL) memiliki tujuh komponen,   yaitu; 1) Konstruktivistik (Constructivism), yaitu pengetahuan   dibangun oleh siswa sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konsteks yang terbatas. Siswa harus mengkonstruksi pengetahuan dan   memberikan makna  melalui pengalaman, 2) Menemukan (inquiry),   yaitu        pengetahuan dan keterampilan dibangun atas dasar hasil penemuan dari proses belajar siswa sendiri, 3) Bertanya (Questioning), yaitu pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir   siswa   dari   proses   belajar,   4) Masyarakat   belajar   (Learning   Community), yaitu hasik belajar diperoleh dari sharing antara teman, antar kelompok, dan antara yang tahu ke yang   belum   tahu   (saling   membelajarkan),   5)   Pemodelan   (Modeling), maksudnya   dalam pembelajaran, ada   model tertentu yang  dapat diperagakan. 6)   Refleksi   (Reflection), maksudnya   cara   berpikir   tentang   materi   yang   baru   dipelajari   atau berpikir   ke   belakang tentang     hal-hal   yang    telah  dilakukan, 7)  Penilaian    yang Sebenarnya (Assessment), maksudnya  proses pengumpulan berbagai data  yang bisa memberikan gambaran
perkembangan belajar siswa sebagai dasar  dalam mengambil keputusan.
       Dalam memberdayakan siswa, peran guru dalam menerapkan pendekatan kontekstual dapat dilakukan dengan langkah-langkah: 1) Mengembangkan metode belajar mandiri, 2) melaksanakan penemuan (inquiry), 3) Membuhkan rasa ingin tahu siswa, 4) Menciptakan masyarakat belajar, 5) Hadirkan “model”dalam pembelajaran, 6) Lakukan refleksi disetiap akhir pertemuan, 7) Lakukan penilaian yang sebenarnya.
       Siswa   yang   belajar   dengan   pendekatan   kontektual  dapat   menuangkan   gagasan   dan
pikirannya secara lebih kreatif   dalam pembelajaran. Siswa berpeluang untuk memahami apa yang dipelajari secara mandiri, bukan sekedar menerima informasi saja. Siswa dapat menumbuh       kembangkan keterampilan berpikirnya dan keterampilan sosialnya dalam pembelajaran. Siswa dapat   dengan leluasa mengembangkan  ide  dengan percobaan-percobaan yang cukup dan dapat mengerjakan tugas-tugas dan lebih bersemangat karena sesuai minat dan keinginan siswa.    
Daun simetris
      Pembelajaran kontektual ditekankan pada proses mencari, menemukan konsep secara mendalam sesuai dengan kemampuannya. Keterlibatan aktif siswa baik secara individual maupun kelompok   membuat siswa lebih bergairah dalam belajar dan makin mendalami   materi   pembelajaran sehingga prestasi belajar yang dicapai akan lebih baik. Cara ini dapat menumbuhkan motivasi siswa untuk
belajar dengan rasa puas.  Motivasi dan rasa puas yang dimiliki siswa akan mendorong dirinya   memiliki kepekaan diri, rasa percaya diri, berani menyampaikan pendapat dan berani mengambil keputusan secara bebas.
     Tugas guru dalam pendekatan kontekstual adalah membimbing peserta didik mencapai tujuannya. Guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar