Rihad Wiranto
Korban investasi valuta asing (valas) PT Fattriyal Member (FM)
Cilacap Jawa Tengah ternyata bukan hanya warga biasa saja. Ratusan
Pegawai Negeri Sipil (PNS) pun turut terlibat sebagai pengelola atau
nasabah FM. Para PNS yang ikut dalam program investasi ini mengaku telah
menyetorkan dana hingga ratusan juta rupiah yang didapat dari
penggadaian SK PNS, sertifikat tanah, emas bahkan BPKB kendaraannya.
Ketua II Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Kompak wilayah Jawa Tengah bagian barat, Sama'il mengungkapkan, PNS yang terlibat dalam investasi valas sebagian besar bermukim di wilayah Kecamatan Kroya, Binangun, Adipala, dan Kawunganten. Mereka bertugas sebagai guru atau kepala sekolah, tenaga kesehatan serta sebagian lainnya di lembaga pemerintahan kecamatan dan desa.
. Dari keterangan yang dikumpulkan Kompak, tercatat sedikitnya 353 PNS yang ikut dalam program FM sebagai nasabah. Sedang 28 orang PNS di antaranya telah menjadi staf account executive (AE). Sama'il menambahkan, jumlah tersebut diperkirakan bertambah mengingat tidak semua PNS mengakui keterlibatannya dalam program investasi tersebut.
"Mereka terpikat dengan kesuksesan rekan sesama PNS yang lebih dahulu ikut dalam program FM. Hanya dalam waktu yang singkat, kekayaan PNS bisa setara dengan pengusaha kelas menengah. Dampak lanjutannya, bagi mereka yang sudah kaya, langsung malas bekerja sebagai PNS," kata Sama'il, Rabu (30/5) kemarin.
Hal senada juga dikatakan oleh Tokoh Masyarakat Kawunganten, Ristiyanto. Diakuinya, banyak PNS di wilayah Kawunganten dan sekitarnya menjadi kaya mendadak setelah mengikuti program investasi valas. Namun saat FM menyatakan telah terjadi kerugian akibat kegagalan transaksi, kekayaan yang mereka peroleh lenyap dalam waktu singkat.
"Tahun 2011 lalu, mobil-mobil baru dan mewah berlalu lalang di jalanan Kawunganten. Para PNS yang ikut investasi juga membangun rumah selayaknya istana. Tetapi seiring macetnya pembayaran dana bagi hasil investasi, mobil-mobil mewah mereka tidak pernah terlihat lagi," kata Ristiyanto.
Pihaknya memperoleh kabar bahwa dalam waktu dekat sejumlah unit bank swasta akan mengadakan lelang rumah dan tanah milik para warga khususnya PNS yang ikut program investasi. Kabar itupun menimbulkan dampak psikologis yang luar biasa.
Salah satunya yang dialami oleh seorang kepala sekolah. Menurut Ristiyanto, si kepala sekolah tersebut mengalami depresi berat setelah uang senilai Rp1,2 miliar yang ditanamkan dalam investasi tidak kunjung dikembalikan. Keuntungan sebesar 7 persen per bulan yang dijanjikan PT FM juga sudah tidak dibayarkan sejak Maret 2012 lalu.
"Pernah saat jalan-jalan pagi, saya bertemu kepala sekolah SD itu sedang memungut kerikil sembari berkata profit, profit, profit. Bisa jadi ke depan banyak warga Kawunganten mengalami gangguan jiwa, semoga kasus ini menjadi pelajaran bagi yang lain," ujarnya. n Steve Saputra
closeKetua II Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Kompak wilayah Jawa Tengah bagian barat, Sama'il mengungkapkan, PNS yang terlibat dalam investasi valas sebagian besar bermukim di wilayah Kecamatan Kroya, Binangun, Adipala, dan Kawunganten. Mereka bertugas sebagai guru atau kepala sekolah, tenaga kesehatan serta sebagian lainnya di lembaga pemerintahan kecamatan dan desa.
. Dari keterangan yang dikumpulkan Kompak, tercatat sedikitnya 353 PNS yang ikut dalam program FM sebagai nasabah. Sedang 28 orang PNS di antaranya telah menjadi staf account executive (AE). Sama'il menambahkan, jumlah tersebut diperkirakan bertambah mengingat tidak semua PNS mengakui keterlibatannya dalam program investasi tersebut.
"Mereka terpikat dengan kesuksesan rekan sesama PNS yang lebih dahulu ikut dalam program FM. Hanya dalam waktu yang singkat, kekayaan PNS bisa setara dengan pengusaha kelas menengah. Dampak lanjutannya, bagi mereka yang sudah kaya, langsung malas bekerja sebagai PNS," kata Sama'il, Rabu (30/5) kemarin.
Hal senada juga dikatakan oleh Tokoh Masyarakat Kawunganten, Ristiyanto. Diakuinya, banyak PNS di wilayah Kawunganten dan sekitarnya menjadi kaya mendadak setelah mengikuti program investasi valas. Namun saat FM menyatakan telah terjadi kerugian akibat kegagalan transaksi, kekayaan yang mereka peroleh lenyap dalam waktu singkat.
"Tahun 2011 lalu, mobil-mobil baru dan mewah berlalu lalang di jalanan Kawunganten. Para PNS yang ikut investasi juga membangun rumah selayaknya istana. Tetapi seiring macetnya pembayaran dana bagi hasil investasi, mobil-mobil mewah mereka tidak pernah terlihat lagi," kata Ristiyanto.
Pihaknya memperoleh kabar bahwa dalam waktu dekat sejumlah unit bank swasta akan mengadakan lelang rumah dan tanah milik para warga khususnya PNS yang ikut program investasi. Kabar itupun menimbulkan dampak psikologis yang luar biasa.
Salah satunya yang dialami oleh seorang kepala sekolah. Menurut Ristiyanto, si kepala sekolah tersebut mengalami depresi berat setelah uang senilai Rp1,2 miliar yang ditanamkan dalam investasi tidak kunjung dikembalikan. Keuntungan sebesar 7 persen per bulan yang dijanjikan PT FM juga sudah tidak dibayarkan sejak Maret 2012 lalu.
"Pernah saat jalan-jalan pagi, saya bertemu kepala sekolah SD itu sedang memungut kerikil sembari berkata profit, profit, profit. Bisa jadi ke depan banyak warga Kawunganten mengalami gangguan jiwa, semoga kasus ini menjadi pelajaran bagi yang lain," ujarnya. n Steve Saputra
dijaman edan ini masyarakat mudah terpincut dengan iming2 harta yang sebenarnya tidak masuk akal. ingatlah pesan orang lewat yang berbunyi bersikaplah dewasa dan cerdas dalam menyikapi berbagai kejadian dan pandai2lah membaca tanda-tanda jaman. bila telah demikian insyaAllah kita akan selamat.
BalasHapus