Habis gelap terbitlah terang, itu hasil perjuangan sang Kartini
Kini gelap dan terang juga dijalani sang istri dalam KDRT raga dan hati
Kini gelap terang dijalani sang istri dalam senyum menutup aib suami
Kini gelap terang dijalani sang ibu dalam mencari sesuap nasi karna sang ayah tak peduli
.
Gelap yang identik dengan tangis dan air mata, tak dapat mengalir lagi
Yang ada hanya putar otak untuk mencari sesuap nasi
Sesuap nasi demi 2 titipan Illahi yang harus dijaga sampai Illahi mengambilnya lagi
Tak peduli malam telah sunyi, suara ketik komputer amat nyaring membelah bumi
Kegelapan hati seorang istri karna KDRT yang ia jalani
Tak mampu membuatnya lari lepaskan diri demi bahagia hati
Tak bertenaga membuatnya merdeka mencari bahagia
Tak kuasa terbang ke angkasa tinggalkan bara dan racun berbisa
Karna...karna diri adalah seorang hamba...
Ketika raga sirna..tinggalah roh penanggung segalanya..
Apa akan dikata..ketika Sang Pencipta bertanya,
"Apa kau punya hak bahagia di atas derita titipan-KU?"
Titipan adalah titipan
Apa kita berhak membuka titipan ..??
Apa kita punya hak menggunakan titipan..??
Ataukah kita punya hak mengotori....merobek titipan..??
Hati seorang ibu tak kuasa melihat anak tersedu di sudut bangku
berurai air mata..menyeka dan makin deras mengalirnya...
di sela kerontang raga.....kering tanpa cahaya
se-kering dan kerontang di sudut hati dan hidupnya dengan kata,
"Aku tak seperti mereka, punya ayah dan ibu bersama"
Langkah terhuyung .. gelap menyelubung
Walau diseka..air mata tak henti jua,
Tak kuasa kata ketika hakim bertanya,
"Apa sidang bisa dilanjutkan?"
Ingin hati berkata,"Lanjutkan !..."
Tapi lengkingan anak sekuat tenaga terdengar jelas di telinga,"Ibuuu...!!!!!"
Mulut tanpa ucap...air mata tak terkira menjerat...
Hingga tersentak ketika hakim,"Apa pertanyaan saya kurang jelas??!!"
Menyeka air mata..kumpulkan sisa-sisa tenaga..
Berperang hati dengan jeritan anak-anak di ujung kepala
Bahagiaku ataukah bahagia anakku...???
Suami lepaskan...istri bahagia...tapi anak menderita..
Suami bersama..anak bahagia tapi istri menderita...
"Apakah sidang bisa dilanjutkan???"
Kutelan pahit kehidupan...apa arti bahagia bila anak sengsara...
toh di hadapan Sang Pencipta tak dapat kujawab tanya-Nya
Toh sang ibu tak punya hak bahagia di atas titipan-Nya
Sang ibu hanya punya KEWAJIBAN menjaga titipan-Nya...
Dengan air mata tanpa jeda terseka...
Bersama perih...luka..ulu hati...nadi dan darahnya..
Demi anak-anak bahagia...
Satu jawabnya,"Sidang tidak dilanjutkan...."
Demi menjaga titipan-Mu ya Allah...
Hamba ikhlas menjalaninya...
Oleh : Mustinah, S.Pd.SD
Kini gelap dan terang juga dijalani sang istri dalam KDRT raga dan hati
Kini gelap terang dijalani sang istri dalam senyum menutup aib suami
Kini gelap terang dijalani sang ibu dalam mencari sesuap nasi karna sang ayah tak peduli
.
Gelap yang identik dengan tangis dan air mata, tak dapat mengalir lagi
Yang ada hanya putar otak untuk mencari sesuap nasi
Sesuap nasi demi 2 titipan Illahi yang harus dijaga sampai Illahi mengambilnya lagi
Tak peduli malam telah sunyi, suara ketik komputer amat nyaring membelah bumi
Kegelapan hati seorang istri karna KDRT yang ia jalani
Tak mampu membuatnya lari lepaskan diri demi bahagia hati
Tak bertenaga membuatnya merdeka mencari bahagia
Tak kuasa terbang ke angkasa tinggalkan bara dan racun berbisa
Karna...karna diri adalah seorang hamba...
Ketika raga sirna..tinggalah roh penanggung segalanya..
Apa akan dikata..ketika Sang Pencipta bertanya,
"Apa kau punya hak bahagia di atas derita titipan-KU?"
Titipan adalah titipan
Apa kita berhak membuka titipan ..??
Apa kita punya hak menggunakan titipan..??
Ataukah kita punya hak mengotori....merobek titipan..??
Hati seorang ibu tak kuasa melihat anak tersedu di sudut bangku
berurai air mata..menyeka dan makin deras mengalirnya...
di sela kerontang raga.....kering tanpa cahaya
se-kering dan kerontang di sudut hati dan hidupnya dengan kata,
"Aku tak seperti mereka, punya ayah dan ibu bersama"
Langkah terhuyung .. gelap menyelubung
Walau diseka..air mata tak henti jua,
Tak kuasa kata ketika hakim bertanya,
"Apa sidang bisa dilanjutkan?"
Ingin hati berkata,"Lanjutkan !..."
Tapi lengkingan anak sekuat tenaga terdengar jelas di telinga,"Ibuuu...!!!!!"
Mulut tanpa ucap...air mata tak terkira menjerat...
Hingga tersentak ketika hakim,"Apa pertanyaan saya kurang jelas??!!"
Menyeka air mata..kumpulkan sisa-sisa tenaga..
Berperang hati dengan jeritan anak-anak di ujung kepala
Bahagiaku ataukah bahagia anakku...???
Suami lepaskan...istri bahagia...tapi anak menderita..
Suami bersama..anak bahagia tapi istri menderita...
"Apakah sidang bisa dilanjutkan???"
Kutelan pahit kehidupan...apa arti bahagia bila anak sengsara...
toh di hadapan Sang Pencipta tak dapat kujawab tanya-Nya
Toh sang ibu tak punya hak bahagia di atas titipan-Nya
Sang ibu hanya punya KEWAJIBAN menjaga titipan-Nya...
Dengan air mata tanpa jeda terseka...
Bersama perih...luka..ulu hati...nadi dan darahnya..
Demi anak-anak bahagia...
Satu jawabnya,"Sidang tidak dilanjutkan...."
Demi menjaga titipan-Mu ya Allah...
Hamba ikhlas menjalaninya...
Oleh : Mustinah, S.Pd.SD
Tk mengganggp dri pahlawan..mo percaya ato tdak ..inilah kenyataan...
BalasHapus