Selamat Hari Kartini |
Selama berkcimpung di dunia pendidikan baru kali ini saya mendapat tugas mengajar kelas I yaitu di kelas I SD Negeri 02 Gutomo UPT Dindikbud Karanganyar. Sebelumnya selama 4 tahun saya mengajar di kelas III SD Negeri 01 Sidomukti sebagai pengabdian. setelah saya menyelesaikan D2 UNNES, selama 2 tahun saya mengajar kelas V di SDM Legokkalong. Kesempatan mengajar kelas I ini saya pergunakan dengan sebaik-baiknya untuk menemukan jawaban dari pertanyaan saya tersebut.
15 Peserta didik kelas I SD Negeri 02 Gutomo yang saya bimbing tersebut adalah peserta didik yang betul-betul harus dibimbing dari cara memegang pensil, menggores garis lurus, garis miring, garis datar, garis lengkung dan sebagainya, karena mereka tidak pernah mengenyam pendidikan TK. Namun bukan hal tersebut yang pertama kali saya ajarkan. Pertama yang saya ajarkan adalah menunjukkan gambar buah nanas. Peserta didik mengamati gambar yang saya tunjukkan di depan mereka. "Anak-anak gambar apakah ini ?" Mereka serempak menjawab,"Nanas, bu!" Dari awal kata itulah saya mulai mengenalkan "na". Bukan kata "nanas" yang saya kenalkan akan tetapi suku kata "na". Peserta didik saya minta menyebutkan nama buah, tumbuhan, atau hewan yang mereka kenal yang diawali suku kata "na". Langkah selanjutnya setelah peserta didik menyebutkan kata-kata bersuku kata awal "na", saya mulai menunjukkan tulisan "na" menggunakan kartu huruf yang telah saya siapkan sebelumnya. Suku kata "na" saya tunjukkan, kemudian,"Anak-anak, ini dibaca "na"
Berulang-ulang saya munculkan "na" kemudian "a" saya ganti dengan "i" dan saya sebutkan cara membacanya "ni". Berulang saya menampilkan "na" kemudian peserta didik membacanya, saya tunjukkan suku kata "ni" kemudian peserta didik membacanya. Suku kata "na" dan "ni" saya tunjukkan secara bergantian sehingga peserta didik dapat membacanya dan membedakan mana yang "na" dan mana yang "ni" dengan benar. Setelah peserta didik dapat membaca "na" dan "ni" dengan benar, saya lanjutkan ke suku kata "nu". Setelah 3 suku kata tersebut dapat dikuasai dengan benar, maka mulailah peserta didik bermain kartu huruf untuk menyusun suku kata "na", "ni" atau "nu" sesuai perintah.
Demikianlah yang saya lakukan ketika mengajar di kelas I, hampir setiap hari kegiatan kami bermain kartu huruf, mulai mengenal suku kata, kata dan akhirnya setelah semester I, 13 peserta didik mampu membaca dengan lancar dan 2 peserta didik kurang lancar. Barulah pada pertengahan semester II di kelas I, seluruh peserta didik mampu membaca dengan lancar.
Pengalaman ini amat berharga buat saya dan saya yakin di luar sana banyak pengalaman mengajar membaca di kelas I yang lebih hebat dan benar-benar berharga dan pengalaman saya ini terlambat..namun inilah pengalaman saya...
Oleh : Mustinah, S.Pd.SD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar